Keterangan Hadits Nabi SAW Tentang Buah Safarjal (سفرجل)



Safarjal berasal dari Bahasa Akkadia, Bahasa yang dipergunakan oleh bangsa Sumeria di masa Dinasti Akkadia dan bangsa Mesopotamia pada kurun abad ke-24 sebelum masehi. Setelah Dinasti Akkadia tersebut runtuh, bahasa Akkadia tetap dipergunakan oleh bangsa Syiria dan Babilonia. Mesopotamia merupakan peradaban yang mencakup Iraq, Kuwait, Suriah Utara dan Turki Selatan.

Safarjal adalah buah yang mula-mulanya dikenal di daerah Turki. Tidak mengherankan jika sekarang ini negara dengan produksi safarjal tertinggi adalah Turki.

Sebenarnya apa itu buah safarjal? Menurut kamus al-ma’ani online, www.almaany.com, buah Safarjal adalah buah mirip buah pir yang dipakai untuk hidangan makanan atau bumbu, bahasa latin nya Cydonia oblonga, termasuk famili Rosaceae, satu famili dengan buah pir, jambu, dan apel. Pohon buah safarjal tumbuh dengan ketinggian rata-rata 5 sampai 8 meter sedangkan buah safarjal memiliki besar rata-rata 6 sampai 9 cm.

Buah safarjal dalam bahasa Inggris disebut quince, aplikasi kamus wordweb menyebutkan quince dengan arti buah beraroma asam berbentuk seperti buah pir yang digunakan sebagai hindangan makanan. Walau memiliki bentuk yang hampir mirip dengan buah pir, buah safarjal sejatinya berbeda dengan buah pir. Perbedaan nya antara lain pada asal negara tempat tumbuhnya, jika buah pir dikenal di dataran Cina dan Jepang, buah safarjal berasal dari daerah bekas peradaban Mesopotamia yaitu termasuk Turki, Iran dan negara-negara barat daya Asia. Bentuk buah pir khas dengan pangkal yang lebih lancip dari ujung nya, sedangkan buah safarjal hampir berbentuk bulat. Situs www.fruitvs.com menjelaskan lebih detil perbedaan kedua jenis buah ini.

Beberapa sumber menyebutkan safarjal sebagai buah jambu biji atau Guava. Penyebutan buah safarjal sebagai buah jambu biji ini adalah salah karena asal muasal buah guava adalah Meksiko dan Amerika Tengah, belum lagi tekstur nya yang lebih keras dan penyebaran biji nya yang berbeda dengan buah safarjal, buah safarjal berbiji sentral di tengah sedangkan jambu biji memiliki biji yang menyebar.

Setelah kita mengenal buah safarjal, berikutnya mari kita kutip beberapa keterangan hadits yang menyebutkan tentang buah safarjal. Hadits ini kami ambil dari Kitab al-Thibb al-Nabawi karangan Abu Na’im al-Ashfihaniy yang wafat pada tahun 430 H.

Dari Thalhah Al-Qarasyi beliau berkata: "Aku memasuki kediaman Rasulullah SAW dan beliau sedang berbaring, terdapat buah safarjal di tangan beliau, beliau bersabda “Makanlah buah ini wahai Aba Muhammad sesungguhnya buah ini dapat melembutkan hati”.

Diriwayatkan dari Abi Musa r.a. beliau berkata: Aku mengunjungi Rasulullah SAW dan beliau sedang berkumpul dengan para sahabat beliau dan beliau sedang menggenggam buah safarjal dan membolak-balikkan buah tersebut, saat Aku duduk menghampiri Nabi SAW, beliau menawarkannya padaku seraya bersabda “Makanlah buah ini wahai Aba Muhammad, sesungguhnya buah ini dapat memperkuat hati, mengharumkan bau nafas, dan dapat menghilangkan keruh di dalam dada

Diriwayatkan dari Anas r.a. Nabi SAW bersabda “Makanlah buah safarjal dalam keadaan lapar, sesungguhnya buah tersebut dapat menghilangkan keruhnya dada


Dari Jabir bin Abdullah r.a. beliau berkata: Aku menghadiahkan buah safarjal dari Thaif kepada Nabi SAW lalu Nabi memakannya dan kemudian bersabda “Makanlah buah ini, sesungguhnya buah ini dapat membersihkan hati dan menghilangkan keruhnya dada”, kami bertanya: “Apa itu keruh dada?”, Nabi SAW menjawab: “perumpamaan keruh dada adalah seperti suara seruan di dalam dada dan seperti pekat (awan) di langit”.
Keterangan Hadits Nabi SAW Tentang Buah Safarjal (سفرجل)

3 komentar

  1. Nyoe baroe loen teupu nan dan manfaat boh kaye nyan. Bak tempat loen tinggai seureng loen kaloen boh kaye nyan. ��

    BalasHapus
  2. boleh minta referensina ngga dok? untuk bahan penelitian saya

    BalasHapus