Tidur dan Rahasia Dibaliknya (Perspektif Medis Islami)



قال الله تعالى : وَمِنْ آَيَاتِهِ مَنَامُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاؤُكُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ. صدق الله العظيم

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan” (Ar-Ruum :23)

Bagaimana tidur bisa terjadi?

Sejak 4 abad SM, Aristoteles telah mengemukakan teori tentang tidur. Teori tersebut telah dibuktikan salah total oleh ilmuwan abad 18 dan awal abad 19. Aristoteles percaya bahwa makanan yang dicerna menghasilkan uap panas yang naik dari perut ke otak lalu kembali ke jantung (menurut Aristoteles jantung adalah pusat saraf sensorik tubuh) dan kemudian menimbulkan kantuk ketika uap tersebut berubah dingin.

Pada abad ke-18 dan 19, beberapa teori banyak bermunculan, beberapa di antaranya dipercaya oleh para pakar saat itu walaupun tanpa bukti sains yang akurat. Sebagai contohnya, tidur diduga disebabkan oleh semacam “zat tidur” atau racun yang dihasilkan pada pagi hari dan dilepaskan pada malam hari, atau tidur juga dapat disebabkan oleh aliran darah, atau tidur disebabkan oleh sel saraf menjadi paralisis pada malam hari dan tidak bisa terhubung satu sama lainnya.

Para ilmuwan seperti Henri Pieron (1913), Constantin von Economo (1918) Hans Berger (1920) dan ilmuwan lainnya, mengawali penelitian tentang tidur secara luas hingga pertengahan abad ke-20.Teori modern tentang tidur baru dapat diteliti secara ilmiah setelah penemuan alat rekam gelombang saraf otak yang disebut elektroensefalografi (EEG) pada tahun 1929.

Pada tahun 1953, Nathaniel Kleitman dan Loomis adalah ilmuwan yang pertama kali mencetuskan teori adanya perbedaan antara tidur jenis REM dan N-REM. Teori tersebut diikuti teori William C. Dement tentang siklus tidur malam yang berulang menjadi titik awal penelitian modern tentang tidur. Pada tahun 1968, tidur yang terbagi kepada beberapa tahap pada manusia telah dijadikan standar ilmiah tentang tidur.

Penelitian klinis tentang tidur dan gangguan tidur baru mulai dikembangkan pada tahun 1970-an dengan lahirnya spesialisasi kedokteran bidang sleep medicine atau kedokteran tidur. Teori-teori tentang bagaimana tidur terjadi sudah lebih berkembang.

Salah satu teori tentang bagaimana tidur bisa terjadi adalah karena adanya jam sirkadian dalam tubuh manusia yang mempengaruhi ritme sirkadian. Ritme sirkadian adalah adalah proses biologis yang berpatokan pada siklus 24 jam atau siklus pagi-malam yang mempengaruhi sistem fungsional tubuh manusia. Jam sirkadian otak mengatur tidur, pola makan, suhu tubuh, produksi hormon, regulasi level glukosa dan insulin, produksi urin, regenerasi sel, dan aktivitas biologis lainnya.

(Jam Sirkadian - Jam biologi pada manusia yang mengatur tidur dan metabolisme tubuh)


Manusia adalah makhluk diurnal, istilah yang dipakai untuk menunjukkan makhluk dengan keaktifan di pagi hari, seperti yang digambarkan oleh jam sirkadian. Secara umum, tidur terjadi pada sisi sebelah kanan dalam ritme sirkadian, waktu suhu tubuh minimum dan jumlah hormone melatonin maksimum terjadi menjelang periode akhir dari tidur. Penjelasan secara kasar, suhu tubuh biasaya mencapai tingkat minimum saat jam 04.30-05.00 pagi hari, dan melatonin umumnya mulai dihasilkan oleh tubuh sekitar jam 08.00-09.00 malam hari dan berhenti diproduksi tubuh saat jam 07.00-08.00 pada pagi hari.



Hormon melatonin berfungsi menimbulkan rasa kantuk pada manusia. Sekresi nya dalam tubuh dapat memicu timbulnya reaksi mengantuk dan turunnya suhu tubuh.

Kenapa mulut menguap? Mata bengkak dan Mata Merah?

Menguap adalah reaksi involunter berupa penarikan udara melalui mulut terbuka yang terjadi selama masa mengantuk, lelah atau bosan. Menguap memiliki tiga fase: penarikan udara yang lama oleh mulut diikuti oleh pelebaran tulang rahang dan pembukaan mulut. Fase berikutnya adalah terjadinya klimaks pada hiatus diafragma dan diakhiri oleh pelepasan udara napas secara cepat. Keseluruhan proses terjadi dalam waktu antara 3-6 detik.

Menguap memiliki efek untuk meregangkan gendang telinga dan membuka saluran lobang telinga yang pada kondisi tertentu dapat menutup karena dipengaruhi perubahan tekanan udara di dalam dan luar telinga. Biasanya menguap disertai gerakan yang khas seperti kepala tertekuk ke belakang dan memicingkan satu mata atau menutup kedua mata.

Menariknya, mulut menguap dapat menular kepada orang lain. Menular yang dimaksud lebih karena faktor imitasi involunter dan umpan balik positif dari otak bukan karena faktor teknik seperti penularan karena kuman. Penelitian menyebutkan, ketika melihat orang lain menguap, membaca tentang menguap serta berpikir tentang menguap dapat memicu menguap pada seseorang. 

Kesimpulan dari penelitian tersebut menyebutkan penularan tersebut terjadi sebagai bentuk kewaspadaan alam bawah sadar seseorang yang sedang berada dalam suatu kumpulan orang untuk lebih meningkatkan fokus dan perhatian pada saat tersebut.

Tidur dipengaruhi oleh periode Non Rapid Eye Movement yang berlangsung pada 90 menit pertama tidur dan periode Rapid Eye Movement setelahnya. Siklus NREM dan REM terus berulang hingga beberapa kali dalam setiap tidur. Perbedaan antara keduanya pada NREM seseorang cenderung telah tertidur dalam dan tidak ada gerakan bola mata, sedangkan pada REM ditandai oleh gerakan bola mata yang cepat dan berlangsung 10 menit lalu meningkat setiap siklusnya. Jika seseorang terbangun pada saat siklus REM sedang berlangsung, kedua matanya dapat terlihat lebih merah dari biasanya. 



Hal yang sama juga mempengaruhi membengkaknya kantung mata saat bangun tidur. Umumnya, jika siklus tidur REM dan NREM terjadi dalam jumlah yang normal yaitu sampai 5 siklus, maka gejala-gejala seperti tersebut di atas jarang terjadi.

Bagaimana tidur yang baik?
1. Posisi tidur

Ada beberapa posisi tidur yang dikenal dalam kedokteran. Antara lain:
  •  Tidur terlentang
Posisi yang paling baik untuk kesehatan tulang belakang terutama jika tanpa sandaran bantal dan disertai permukaan tempat tidur yang datar, hal ini dikarenakan tulang punggung berada pada posisi naturalnya yaitu sedikit melengkung (bantal kecil di bawah lutut dapat membantu lengkungan alami dari tubuh lebih baik). Kekurangan posisi ini adalah dapat menghambat pernapasan terutama pada pasien yang cenderung mengorok saat tidur. Dikenal dua bentuk tidur terlentang
Tidur tantara : yaitu terlentang dengan kedua lengan mengapit sisi tubuh
 Tidur bintang laut: yaitu terlentang dengan kedua lengan mengitari bantal di atas kepala
  •  Tidur tengkurap: 
Posisi ini adalah posisi yang tidak baik untuk kesehatan leher dan dapat memperburuk permasalahan nyeri pada tulang belakang. Meskipun bersandar pada bantal tipis, posisi tidur seperti ini dapat memperburuk lekukan tulang belakang dan dapat mengganggu kesejajaran tulang leher dan tulang belakang akibat kepala yang dipalingkan ke salah satu posisi. Tekanan yang berlebihan pada sendi dan otot, terutama area leher, dapat mengiritasi saraf sehingga menimbulkan nyeri, kram dan kebas. Posisi ini juga membuat tulang rusuk tertekan dan organ pernapasan terbatas gerakannya sehingga dapat memperburuk kualitas pernapasan saat tidur.
  •  Tidur miring
Posisi ini adalah posisi tidur paling baik dan secara umum baik untuk kesehatan. Posisi miring dapat mengurangi keluhan mengorok dan mempertahankan posisi tulang belakang yang memanjang. Bantal tebal dan datar direkomendasikan sebagai sandaran kepala dan bahu saat tidur untuk menjaga posisi leher dan kepala dalam keadaan netral. Otot bahu dan leher  dapat menjadi tegang jika bahu diangkat terlalu tinggi, penekanan lengan dibawah kepala harus dihindari karena dapat menimbulkan stres pada saraf lengan dan memicu rasa kebas. Bantal kecil yang diletakkan di antara dua kaki dapat mengurangi ketidaknyamanan yang dirasakan di kaki dan pinggang. Tidur miring ke kiri direkomendasikan pada wanita hamil, dan tidur miring ke kanan lebih baik karena dapat mencegah masalah di panggul dan tulang belakang, mengurangi nyeri leher dan punggung, mengurangi refluks (muntahan) asam lambung dan mengurangi keluhan mengorok. Dikenal tiga bentuk tidur miring:

-      Fetus: yaitu miring ke salah satu sisi dengan menekuk kedua kaki
-      Log: yaitu miring dengan kedua tangan diletakkan setentang tubuh
-      Yearner: yaitu miring dengan kedua tangan diregangkan di depan tubuh.

Nabi Muhammad SAW sendiri sering tidur dalam posisi miring ke kanan dan dengan posisi tangan diletakkan di bawah pipi kanan dan kaki dalam keadaan tertekuk. Seperti hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim:
ثم اضطجع على شقك الأيمن
Artinya: “...kemudian nabi berbaring di atas sisi kanannya” (H.R. Bukhari dan Muslim)                                                               

Dan hadist yang diriwayatkan oleh Abu Daud:
كـان إذا رقـد وضع يده اليمنى تحت خـده
Artinya: “Nabi SAW saat hendak tidur beliau meletakkan tangan kanannya di bawah pipinya” (H.R. Abu Daud)

          2.  Qailulah (tidur siang)

Tidur siang atau qailulah sering diawali karena adanya penurunan fokus yang umumnya dialami pada pemulaan sore hari, sering juga dikaitkan dengan “post-lunch dip” yaitu rasa kantuk setelah makan siang. Penurunan ini lebih disebabkan oleh fungsi biologi dari jam sirkadian daripada karena makanan. Walaupun demikian, makanan yang kaya akan karbohidrat cenderung meningkatkan kadar triptofan di otak yang dapat memicu rasa kantuk.

Beberapa sumber juga menyatakan bahwa tidur siang dapat meningkatkan kemampuan belajar dan ingatan. Penelitian lain menyebutkan bahwa tidur siang erat kaitannya dengan penurunan tekanan darah dan peningkatan kesehatan jantung.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan para Sahabat radhiyallahu ‘anhum secara rutin melakukan qailulah atau tidur pada siang hari. Dalam satu riwayat waktunya sebelum tengah hari dan dalam riwayat lain dilakukan nabi dan para sahabat setelah shalat dhuhur. Nabi SAW bersabda:

قِيْلُوا فَإِنَّ الشَّيَاطِيْنَ لاَ تَقِيْلُ

“Qailulah-lah (istirahat sianglah) kalian, sesungguhnya setan-setan itu tidak pernah istirahat siang.”

3.  Waktu Tidur

Sulit menentukan dengan pasti jumlah jam tidur yang normal pada manusia. Pendekatan yang perlu dilakukan mencakup berapa lama tidur yang dialami seseorang sampai dia terbangun secara spontan, pendekatan lain yang dibutuhkan adalah seberapa baik kewaspadaan yang timbul pada seseorang jika lama tidur yang dialaminya berubah-ubah. Kewaspadaan dianggap normal jika seseorang merasa segar dan aktif sepanjang hari dengan fokus tinggi tanpa usaha meskipun dalam suasana dan lingkungan yang monoton dan membosankan.

Untuk keperluan riset dan persamaan pendapat, Badan Tidur Nasional, Akademi Kedokteran Tidur Amerika dan Perhimpunan Riset Tidur Amerika Serikat mengadakan dua kali konsensus tentang durasi tidur yang normal pada manusia. Ketiga organisasi ini merekomendasikan minimal 7 jam tidur dan pengurangan jumlah tidur dari 7 jam erat kaitannya dengan kesehatan yang buruk.

Namun jumlah waktu tidur minimal ini bukanlah angka pasti karena waktu tidur dapat bervariasi di antara setiap orang pada setiap kehidupan. Umumnya, orang dewasa membutuhkan tidur antara 6-8 jam setiap malam, beberapa individu lainnya lebih singkat waktu tidurnya kurang dari 6 jam setiap malam tanpa perlu tidur siang untuk dapat aktif dan fokus pada siang hari. Sementara, pada beberapa kasus, dibutuhkan tidur lebih dari 10 jam setiap malamnya. Tidak ada bukti ilmiah yang dengan pasti menyatakan jumlah jam tidur yang normal.

Tidur memiliki dua dimensi, dimensi durasi (kuantitas) dan dimensi kedalaman (kualitas), tidak ada bukti ilmiah yang secara akurat mengatakan semakin panjang durasi tidur maka semakin baik bagi kesehatan, menegaskan bahwa durasi tidur bukanlah indikator mutlak terhadap lamanya waktu tidur yang dibutuhkan agar tubuh terasa segar di pagi hari dan otak lebih fokus.

Nabi Muhammad SAW mengajarkan tidur yang berkualitas adalah tidur setelah Isya dan bangun pada sepertiga malam yang akhir, tersirat dalam bunyi hadits yang diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah r.a.

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ مَا نَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَبْلَ الْعِشَاءِ وَلَا سَمَرَ بَعْدَهَا

Dari Aisyah ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak tidur sebelum 'Isya' dan tidak berbincang-bincang setelahnya." (H.R. Ibnu Majah)

Dalam redaksi yang lain yang diriwayatakan oleh Sahabat Abdullah bin Mas’ud r.a.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ جَدَبَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ السَّمَرَ بَعْدَ الْعِشَاءِ يَعْنِي زَجَرَنَا

Dari Abdullah bin Mas'ud ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang kami berbincang-bincang setelah 'Isya', yakni melarang dengan peringatan kepada kami." (H.R.Ibnu Majah)

Dalam Islam, dimakruhkan mengobrol setelah Isya dan disunatkan untuk langsung tidur supaya sanggup bangun untuk shalat malam dan bermunajat kepada Rabb-nya. Hikmah lainnya adalah dengan langsung tidur setelah Isya bermakna seorang hamba dapat menutup amalnya di malam hari dengan shalat bukan dengan amalan mubah yang sia-sia.

Jika merujuk kepada durasi tidur maka tidur dengan ilustrasi demikian minimal akan diperoleh tidur selama 4 jam dan maksimal 6 jam. Jumlah maksimal yang diperoleh dari berasumsi tidur tepat setelah shalat Isya dan bangun pada awal-awal sepertiga malam yang terakhir.

Kenapa ada istilah Manusia Burung Hantu (evening people) dan Manusia Burung Pipit (morning people)?

Zaman dulu saat sistem elektrik masih belum ada, maka penyinaran malam hari hanya bermodalkan sinar dari lampu minyak, sinar lampu minyak cenderung lebih redup dari sinar lampu elektrik yang cenderung memancarkan sinar biru seperti diuraikan di atas. Sinar yang redup ini tidak merangsang mata untuk lebih aktif pada malam hari, sehingga sangat relevan jika pada zaman dahulu rata-rata manusia hanya aktif hingga 3 jam setelah tenggelam matahari.

Pergeseran teknologi membuat manusia lebih memiliki keluasan waktu untuk aktif tanpa terlalu bergantung pada sinar matahari pagi hari. Maka kita mengenal ada istilah manusia burung hantu (evening people) dan manusia burung pipit (morning people). Istilah yang pertama merujuk pada orang dengan tipikal lebih aktif malam hari dan istilah yang kedua kepada orang dengan keaktifan di pagi hari.

Kedua tipe ini dipengaruhi oleh genetik. Morning people cenderung untuk bangun pada jam-jam terakhir dari jam sirkadian-nya dan evening people, sebaliknya, bangun terlalu cepat dari jam sirkadian-nya, sehingga kurang aktif dan lebih kurang fokus pada pagi hari

Tidur dan Rahasia Dibaliknya (Perspektif Medis Islami)

1 komentar

  1. Slot Milling – Face milling cutters perform slot milling, which is chopping grooves into the workpiece. There are varied kinds of slots, which embrace closed or open, long or short, straight, deep or shallow, and extensive or narrow. Pocket Milling – Pocket milling machines away giant amounts of fabric, which saves time and increases the amount of fabric that's removed. Face Milling – Face milling entails chopping surfaces would possibly be} perpendicular to high precision machining the cutter axis of an element.

    BalasHapus