Berbicara daging,
ahli nutrisi memisahkan antara daging putih dan daging merah. Daging putih
termasuk didalamnya ayam dan kalkun, sedangkan daging merah merupakan
penyebutan khusus untuk daging sapi dan kambing.
Pemisahan ini
berdasarkan karena beberapa sebab. Pertama, warna daging yang tampak dari
hewan-hewan tersebut. Kedua, untuk memudahkan penggolongan kandungan nutrisi.
Daging putih merupakan sumber utama protein yang mengandung rendah lemak.
Sementara daging merah mengandung lebih banyak lemak tetapi kaya akan nutrisi
penting lainnya.
Zulhijjah adalah bulan disyariatkan menyembelih daging
kurban bagi ummat Nabi Muhammad SAW. Ber-kurban merupakan
salah satu cara kita untuk
mendekatkan diri kepada allah SWT. Selain sebagai sarana untuk mendekatkan diri
kepada tuhan, melaksanakan ibadah kurban juga merupakan salah satu bentuk
kepedulian sosial kita kepada masyarakat sekitar yang kurang mampu sehingga
bisa menghilangkan jarak kesenjangan sosial yang biasanya terjadi di masyarakat.
Dari 3 jenis
hewan yang dibolehkan untuk dijadikan kurban, semua daging dari hewan ini
digolongkan ke dalam daging merah, baik itu unta, lembu maupun kambing. Daging
kurban yang telah diterima sunat untuk dikonsumsi dan haram untuk dijual oleh si
penerima. Inilah mengapa penting nya mengkonsumsi daging sehingga syara’
memastikan bahwa daging kurban yang telah dibagikan sunat dikonsumsi oleh si
penerima baik diri sendiri, keluarganya maupun tamu yang datang ke rumahnya.
Selain alasan
syar’i, menyembelih daging yang telah menjadi syari’at semua Rasul terdahulu
yang diutus Allah SWT juga merupakan cara kita memperoleh sumber protein
terbaik dari alam. Hal ini dikarenakan pada daging mengandung sangat
banyak asam amino yang penting untuk tubuh agar bisa bekerja dengan optimal.
Asam amino ini yang penting ini tidak diperdapatkan pada jenis sumber makanan
dari yang bukan daging lainnya, bahkan tidak juga pada jenis ikan.
Ikan-ikan seperti ikan hiu, makerel, tuna, dan sejenis ikan
berukuran sedang-besar lainnya umumnya dengan mudah teracuni mercury akibat
paparan yang diterima ikan dari limbah di laut, karenanya meskipun ikan
merupakan alternatif sumber protein yang mudah didapat dari alam, namun
bukanlah sumber protein terbaik.
Berbeda halnya dengan daging, dengan disyari’atkannya daging
kurban dan disyaratkannya hewan kurban yang terbaik dan bebas dari kecacatan
yang boleh untuk dijadikan kurban, maka terlihat jelas bahwa daging kurban
dapat dipastikan sebagai sumber protein hewani terbaik yang dipermudahkan
syara’.
Bagaimana cara mengkonsumsinya yang benar?
Sumber energi dari protein dianjurkan untuk berasal dari
daging kira-kira 65 hingga 75 persen, sisanya dapat berasal dari sumber protein
non-hewani seperti kacang-kacangan dan sayur-sayuran. Jumlah persen yang begitu
besar dikarenakan kandungan nutrisi yang penting didalam daging.
Jumlah total asupan daging yang dianjurkan untuk anak di
atas 11 tahun dan dewasa adalah 4 ons atau 113 gram setiap minggunya. Konsumsi
rutin harian tidak dianjurkan karena selain kaya akan asam amino penting,
daging juga mengandung lemak jahat yang berbahaya jika dikonsumsi berlebihan.
Selain itu, cara penyajian daging kurban juga harus
diperhatikan. Penyajian yang dibumbui dan dilengkapi oleh sumber lemak yang
banyak hanya akan membuat sajian makanan dari sumber daging merah ini menjadi
kaya akan lemak yang malah berbahaya.
Salafusshalih
berkata: “Sesungguhnya makan adalah sebagian dari anjuran agama”. Maka sudah
sepatutnya ketika berhadapan dengan hidangan makanan, kita dianjurkan untuk
berniat agar sanggup membantu kita dalam beramal dan menuntut ilmu, membantu
kita menjadi hambaNya yang bertakwa, bukan menjadi hambaNya yang mengikuti hawa
nafsu seperti perumpamaan binatang yang menghampiri makanannya. Allah
berfirman:
يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ
الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا ۖ إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ
“Wahai para
Rasul, makanlah dari yang baik-baik, dan beramal shalihlah, sesungguhnya Aku
mengetahui apa yang kalian kerjakan” (Q.S. Al-Mu’minun : 51)
Perintah yang
ditujukan Allah SWT kepada para Rasul juga menjadi perintah kepada hamba Allah
SWT. Maka kita sebagai hambaNya diperintahkan makan sebagai sarana
mengerjakan amalan shalih, bukan sebagai wasilah menjadi kenyang yang
memberikan kemudharatan bagi tubuh kita.
Demikian artikel singkat ini. Semoga bermanfaat.
Wallahu muwaffiq ila aqwamith thariq
Tidak ada komentar